Umrah mudah, travel amanah, ibadah penuh berkah

Umrah mudah, travel amanah, ibadah penuh berkah
info@umrahmudah.com

Menjadi Haji Mabrur, Perhatikan Ciri-Ciri dan Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 04 Oktober 2024, 14:24:25

Sering kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan apakah ciri seseorang dikatakan menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun secara istilah, haji mabrur ialah haji yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Nabi SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap muslim yang menunaikan ibadah haji berharap dapat menjadi haji yang mabrur sepulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Tentu ada ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda meraih haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang wajib dihindari ketika berada di tanah suci. Simak hingga akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur

Terdapat beberapa sabda Nabi yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apa itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain kesempatan, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berbicara dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji sedang ia tidak rafats serta tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam kondisi sama seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafatsRafats adalah tindakan yang keji atau tak senonoh misalnya melakukan hubungan suami-istri atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang dapat merusak keimanan juga aqidah dihadapan Allah SWT.

Dengan demikian, bisa diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji mabrur, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Menimbulkan kedamaian bagi orang di sekitarnya

-Sopan dan santun ketika berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan untuk orang-orang yang membutuhkan

-Membersihkan pikiran, perkataan serta perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.

Nah, dengan mengetahui ciri haji mabrur tersebut, seluruh hal tersebut dapat tercermin saat seseorang pulang dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada sesama lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), namun juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri yaitu sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung melepaskan dari kehidupan duniawi dan ia semakin mencintai amalan untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan hal yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”

Artinya, secara menyeluruh seorang dikatakan sebagai haji mabrur adalah ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang harus Anda hindari supaya nantinya Anda termasuk menjadi haji yang mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat dianjurkan untuk memurnikan niat menunaikan ibadah haji yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai ada niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.

Misalnya, niat haji hanya untuk ‘dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin selfie di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar mendapat gelar ‘Pak Haji’ ataupun ‘Bu Hajjah’. Oleh karena itu, harus sering-sering mengulang niat selama menjalani ibadah haji agar niat selalu terjaga.

Membersihkan Biaya yang Digunakan Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilaksanakan di Baitullah maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk berangkat haji. Hindarilah segala hal yang haram, serta senantiasa berhati-hati supaya tidak terjebak godaan setan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Menghindari Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat melaksanakan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap jahat, dan melakukan hal yang tak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat dan melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.

Jangan Bersikap Tinggi Hati

Hal yang sering tidak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan menjalani ibadah haji, namun sejatinya manusia tempatnya salah dan lalai. Jangan sampai Anda merasa telah baik daripada orang lain yang belum diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Boleh Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari yaitu sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis saat menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah ciri-ciri menjadi haji yang mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.

 

built with : https://erahajj.co.id